Kamis, 29 September 2011

Dunia Pendidikan Berkontribusi Bangun Karakter Bangsa

Media Indonesia, 8 Juni 2011

DUNIA pendidikan mesti mengambil peran dalam pembangunan karakter. Sebab, setelah Orde Lama terjadi kemerosotan karakter dalam ke pemimpinan dan kehidupan berbangsa.

“Kita hanya bangga menja di bangsa Indonesia pada zaman Or de Lama. Hal itu karena Orde Lama yang paling gencar mem bangun nasionalisme dan karakter bangsa,” kata Wakil Se kretaris Jenderal Nasional Demokrat Willy Aditya pada Seminar Nasional Pendi dikan Karakter di Universitas Negeri Padang (UNP), kemarin. Menurutnya, hal itu karena merosotnya kemandirian serta ketidaksiapan bangsa  Indonesia berkompetisi di dunia internasional. “Dunia akademisi perlu berkontribusi untuk menyelesaikan,” ujarnya.

Menurut peneliti Indonesian Institute itu, perjalanan demokrasi bangsa Indonesia saat ini  bergantung pada  sistem kontestasi. Hal itu, menurut Willy, membuat  kepemimpinan  hanya mengandalkan  pencitraan.

“Padahal,  dalam demokrasi dibutuhkan pemimpin yang kuat dan rakyat yang insyaf (sadar) dengan hak-haknya. Bukan pemimpin yang suka mengeluh,” ujarnya.

Ia mencontohkan Bung Karno yang pernah terancam percobaan pembunuhan sampai tiga kali, tapi tak pernah mengeluh kepada rakyat. Penyebab lain, menurut Willy, karena bangsa Indones ia me lompat  dengan  cepat dari sistem otoriter ke sistem demokrasi liberal, tanpa adanya proses menjaga ideologi.Guru Besar UNP Prayitno berpendapat hampir sama, yakni pendidikan berperan besar dalam pembentukan karakter bangsa.


Menurutnya, budaya yang menyebabkan peserta didik tumbuh berkarakter dimulai dari lingkungan terdekat. Kemudian, berkembang ke lingkungan yang lebih luas, yaitu budaya nasional dan budaya universal. “Pemahaman terhadap budaya keluarga, lokal, dan nasional menjadi keniscayaan akan memperkuat jati diri. Semakin kuat seseorang mempunyai dasar pertimbangan, semakin kuat pula kecenderungannya untuk tumbuh menjadi warga negara yang baik.”

Tidak ada komentar: