Willy's Room
  • HOME
  • NOTE
  • ABOUT ME

Label

  • NEWS
  • DEFENCE AND SECURITY
  • POLITIC
  • CULTURE

Minggu, 04 Desember 2011

Deklarasi Liga Mahasiswa NasDem



Diposting oleh Willy Aditya
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Picture

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mari Bung Rebut Kembali!

Mari Bung Rebut Kembali!
BUKU Mari Bung Rebut Kembali berisi 16 pidato Surya Paloh dalam berbagai acara dan kesempatan sejak ia mendeklarasikan Nasional Demokrat (Nasdem) tahun 2010 hingga 2012 saat organisasi kemasyarakatan itu berulang tahun yang kedua dan melahirkan embrio Partai Nasdem. Willy Aditya, sang editor, yang selalu mengikuti Surya Paloh ke mana pun pergi, menilai ada yang unik dengan pernyataan Surya Paloh ketika CEO Media Group itu berpidato. Surya Paloh sangat konsisten dengan semangat nasionalisme kebangsaannya.

Kado ke-34

Apa yang akan kuceritakan padamu masa depan, tentang hari ini, di umurku yang menginjak 34 tahun. Tentu saja pergolakan yang tak pernah bertepi, selalu saja silih berganti kegelisahan, kebanggaan, dan tak luput kejutan-kejutan.

Waktu adalah keniscayaan, dan ruang adalah keterbatasan, di antaranya lompatan-lompatan quantum lahir dari hukum gerak yang ada. Di sinilah mozaik-mozaik hidup kita pahatkan, untuk kembali dibaca ulang, untuk menjadi tatakkan ke ruang masa depan.

“Demi waktu, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi. Sementara demi ruang, manusia saling berebut dan berperang satu sama lainnya. Ada yang mundur bahkan terkubur, ada pula yang maju sebagai kebaruan.”

Ruang demi ruang disesaki dengan poster-poster, baliho-baliho, dan rupa-rupa yang penuh warna. Secara sinis aku memandangnya sebagai hubal-hubal modern. Dimana ruang hanya dipenuhi rupa tanpa makna. Bahkan narsisme yang tak memberikan pesan dan keteladanan apapun pada kalian pemilik masa depan.

Inilah peradaban yang harus diluluhlantakkan.

Inilah kegelisahanku masa depan, ketika ruang menjadi relatif dalam genggaman tapi pengetahuan justru menjadi kemewahan. Ketika akses ke putaran waktu menjadi semakin cepat, kenapa peradaban hanya melahirkan kelatahan dan kaum epigon.

Aku sudah berjalan jauh, dari Kayutanam ke Bulaksumur, dari Dewan Mahasiswa sampai ke NasDem, dari Rusun Cawang sampai ke Menteng. Tak ada arti memanjakan gelisah bila hanya membiakkan mental kardus apalagi mencari-cari pembenaran.

Di umurku yang ke-34 ini, aku berikhtiar layaknya Plato menjungkirbalikkan kelaziman untuk tidak menggunakan dalil-dalil yang seharusnya digunakan untuk menyelematkan dirinya. Tapi aku tidak sedang bermaksud untuk menghakhiri hidupku seperti Plato yang hanya besar dalam Apologianya tanpa ada perubahan dan peradaban baru.

Wahai masa lalu dan masa sekarang, kau boleh saja menertawakan serta mencemooh kami anak-anak zaman. Tapi ingat kami sedang bergerak ke masa depan. Dari lembaran diktat-diktat, dari halaman-halaman internet, dari ruang diskusi-diskusi, dari satu aksi ke aksi, kami sudah punya rencana untuk mengubur hubal-hubal yang menistakan kesucian Ka’bah (ruang publik) serta menemukan kembali telaga Zamzam (pengetahuan) sebagai mata air peradaban. Kamilah semangat zaman yang penuh keberanian!

Kebonnanas, 12 April 2012

Graduation Ceremony of Master on Defence Management

Graduation Ceremony of Master on Defence Management
Tak terasa selesai juga rupanya! Terima kasih atas bantuan semua pihak dalam menyelesaikan perkuliahan ini. Kepada ITB, Cranfield University, Giessen University, British Embassy dan GCPP.

Statistik

War and Media

War and Media
“Four hostile newspapers are more to be feared than a thousand bayonets” Napoleon

Civilian in Action

Civilian in Action
Dominasi alat-alat kekerasan oleh institusi militer sudah seharusnya diakhir dengan keterlibatan warga negara dalam pertahanan

Bhagawdagita

Bhagawdagita
Seorang ksatria harus berbahagia ketika maju berperang demi kebenaran karena dengan begitu pintu surga akan terbuka baginya tanpa diminta. Bagi seorang ksatria yang tidak maju berperang berarti dia akan mengabaikan kewajiban dan kehormatannya

Operasi Militer Selain Perang

Operasi Militer Selain Perang
Angkatan Darat AS mengenal 13 jenis kegiatan diluar perang yaitu program evakuasi sipil, pengawasan senjata, perbantuan pemerintahan dalam negeri, bantuan bencana alam dan kemanusiaan lain, pemeliharaan ketertiban dan keamanan, pemberantasan perdagangan narkotika, melawan terorisme, operasi pemeliharaan perdamaian, show of force, memadamkan pemberontakan dan pencegahan pemberontakan, penyerangan dan penggerebekan. (Jennifer M. Taw and Alan Vick, From Sideshow to Center Stage: The Role of the Army and Air Force in Military Operations Other Than War. Strategic Appraisal 1997:Strategy and Defense Planning for the 21st Century, Zalmay M. Khalilzad and David A. Ochmanek, eds., RAND/ MR-826-AF, 1997, 351)

Kemelut Sejarah Duo Mandailing

Kemelut Sejarah Duo Mandailing
Medan politik sipil memiliki perseteruan dua Sutan berdarah Minang antara Ibrahim Datuk Sutan Malaka (Tan Malaka) dan Sultan Syahrir. Sementara di medan militer ada Zulkifli Lubis versus A.H. Nasution. Zulkifli lubis lebih dikenal di kalangan intelijen Indonesia dan dipandang sebagai Bapak Intelijen. Sementara A.H. Nasution sebagai peletak dasar perang gerilya yang kemudian berkembang menjadi Sistem Pertahanan Semesta. Perseteruan kedua tokoh ini meletus dalam peristiwa Cikini yang dikenal sebagai peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Soekarno.

Pendaratan Daendels 1 Januari 1808

Pendaratan Daendels 1 Januari 1808
Tepatnya Tanggal 1 Januari 1808. Kapal Virginia merapat di Anyer. Gubernur Jenderal Hindia Timur Herman Willem Daendels untuk pertama kali menginjakkan kaki di tanah Jawa. Sejak hari itu, Jawa tidaklah sama. Daendels telah membangun”tepatnya melebarkan hampir 7 meter” jalan sepanjang 100 Km dari Anyer sampai Panarukan.

Jejaring

  • Liga Mahasiswa NasDem
  • David Krisna Alka
  • Saiful Haq
  • indoprogress
  • Galeri Komiknya Wulan

Arsip Blog

Willy Aditya. Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.