Rabu, 08 Februari 2012

Lima Isu Sensitif Rawan Konflik


Seputar Indonesia, 28 January 2012

Wakil Sekjen Ormas Nasdem dan Ketua Umum Liga Mahasiswa Partai NasDem Willy Aditya mengatakan, masalah pertanahan,perburuhan,petani, nelayan,dan migas mestinya menjadi pijakan utama dalam membuat kebijakan-kebijakan prorakyat. Lima bidang ini berkenaan langsung dengan hajat hidup bangsa Indonesia.

JAKARTA – Sejumlah kalangan menilai,setidaknya ada lima isu sensitif yang bisa menyulut emosi rakyat dan harus mendapat keutamaan dalam kebijakan program-program nasional.

Lima isu tersebut meliputi bidang pertanahan,perburuhan, petani,nelayan,dan migas. “Lima isu ini benar-benar harus mendapat penekanan dalam setiap program.Lima isu itu menyentuh hajat hidup rakyat Indonesia secara langsung dan di sini pula rawan ada politisasi kepentingan tertentu yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya kepada SINDO di Jakarta kemarin.

Bima menjelaskan, masyarakat gampang tersulut emosi karena lima masalah tersebut adalah kantong-kantong profesi terbesar bagi penduduk Indonesia. Dengan alasan ini pula, kepentingan-kepentingan politik tertentu gampang sekali masuk. Sayangnya, kepentingan itu hanya mengambil keuntungan tanpa mengupayakan pembenahan maksimal bagi masyarakat.

“Harus diakui, komitmen kita dalam mengatur lima sektor ini masih sangat lemah.Misalnya RUUPA tahun1960tidak dijalankan secara konsisten. Kemudian jelas terlihat ada ketimpangan dalam pengelolaan, kepemilikan, dan pemanfaatan tanah.Bahkan yang membuat kita miris adalah fakta bahwa kurang dari 1% pendudukyangmenguasai56% aset nasional,”ungkapnya.

Bima menambahkan, masyarakat Indonesia yang mayoritas petani pada kenyataannya masih banyak belum memiliki tanah. Berdasarkan data yang dihimpun, ada 40% rumah tangga petani tidak miliki tanah garapan.Jika pun punya tanah,jumlahnya tak lebih dari 1%. “Dengan fakta kondisi seperti ini,jelas konflik agraria menjadi konflik laten.Masalah ini saja sudah bisa disebut seperti puncak gunung es yang rawan sekali memunculkan pertumpahan darah,”tandasnya.


Sebagai solusi, kata Bima, pemerintah maupun parpol harus memegang komitmen agar pembenahan dalam masalahmasalah yang berkenaan dengan hidup rakyat banyak itu menjadi prioritas. Bekerja harus diutamakan dibanding menebar konflik dan perbedaanperbedaan sehingga masalah bisa lekas terselesaikan. Bima juga mengingatkan bahwa regulasi- regulasi yang ada harus dijalankan secara serius tanpa ada politisasi yang merugikan rakyat.

Wakil Sekjen Ormas Nasdem dan Ketua Umum Liga Mahasiswa Partai NasDem Willy Aditya mengatakan, masalah pertanahan,perburuhan,petani, nelayan,dan migas mestinya menjadi pijakan utama dalam membuat kebijakan-kebijakan prorakyat. Lima bidang ini berkenaan langsung dengan hajat hidup bangsa Indonesia.

Willy menjelaskan, masalah pertanahan (agraria) dan pertanian sejatinya suatu hal yang tak terpisahkan.Namun, yang terjadi saat ini adalah tumpang tindih urusan.Di satu sisi,UU Nomor 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah menyebut bahwa urusan agraria menjadi kewenangan pemerintah daerah. Di sisi lain, itu juga dilakukan BPN dengan sangat sentralistis. mohammad sahlan

Tidak ada komentar: