Jumat, 13 April 2012

Indonesia Perlu Benahi Sistem Pertahanan dan Keamanan

Rabu, 11 April 2012
Willy Aditya, Ketua Umum Liga Mahasiswa NasDem, mengingatkan, ditengah suhu politik dunia yang semakin memanas, Indonesia diharapkan memiliki program 50 tahun kedepan menyikapi perkembangan politik dunia.

Jakarta (Mitra News) Keberadaan pangkalan marinir Amerika Serikat di Australia mendapatkan perhatian sejumlah kalangan. Sistem pertahanan dan keamanan dalam negeri diharapkan dapat mengantisipasi keberadaan militer Amerika Serikat tersebut.

“Kita harus melakukan perubahan yang mendasar dalam strategi pertahanan dan keamanan untuk negara kita kedepan,” kata pegiat Suluh Nusantara, Muhammad Khozin dalam diskusi Suluh Nusantara bertema Pangkalan Marinir AS di Darwin, Ancaman Bagi Kedaulatan Indonesia di Jakarta (11/4/12).

Menurut Khozin, keberadaan pangkalan marinis AS di Australia bisa menjadi ancaman bagi kedaulatan Indonesia mengingat jarak antara Indonesia dan pangkalan marinir AS hanya berkisar 800 yard.

“Mereka (marinir AS) sangat cepat untuk melakukan apapun ke Indonesia demi kepentingan mereka. Alat mereka juga sangat canggih untuk menyadap kapal-kapal kita yang melakukan patroli di wilayah maritim kita. Kita sudah ketinggalan jauh dari mereka,” kata Khozin
.
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Nasional Demokrat, Willy Aditya mengingatkan bahwa ditengah suhu politik dunia yang semakin memanas, Indonesia diharapkan memiliki program 50 tahun kedepan menyikapi perkembangan politik dunia.

“Kita pernah menjadi pelopor gerakan non blok. Sekarang saatnya kita berpikir tentang strategi pertahanan dan keamanan bagi negara kita kedepannya demi kedaulatan NKRI. Jadi jangan melulu memikirkan revolusi, sebab negara-negara lain sangat ingin melihat Indonesia mengalami revolusi, sehingga punya kesempatan untuk masuk langsung ke Indonesia,” ingatnya. (Har).

Tidak ada komentar: