Willy Aditya, Ketua Umum Liga Mahasiswa NasDem, mengingatkan, ditengah suhu politik dunia yang semakin memanas, Indonesia diharapkan memiliki program 50 tahun kedepan menyikapi perkembangan politik dunia.
Jakarta (Mitra News) Keberadaan pangkalan
marinir Amerika Serikat di Australia mendapatkan perhatian sejumlah kalangan.
Sistem pertahanan dan keamanan dalam negeri diharapkan dapat mengantisipasi
keberadaan militer Amerika Serikat tersebut.
“Kita harus melakukan perubahan yang mendasar
dalam strategi pertahanan dan keamanan untuk negara kita kedepan,” kata pegiat
Suluh Nusantara, Muhammad Khozin dalam diskusi Suluh Nusantara bertema
Pangkalan Marinir AS di Darwin, Ancaman Bagi Kedaulatan Indonesia di Jakarta
(11/4/12).
Menurut Khozin, keberadaan pangkalan marinis
AS di Australia bisa menjadi ancaman bagi kedaulatan Indonesia mengingat jarak
antara Indonesia dan pangkalan marinir AS hanya berkisar 800 yard.
“Mereka (marinir AS) sangat cepat untuk
melakukan apapun ke Indonesia demi kepentingan mereka. Alat mereka juga sangat
canggih untuk menyadap kapal-kapal kita yang melakukan patroli di wilayah
maritim kita. Kita sudah ketinggalan jauh dari mereka,” kata Khozin
.
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat
Nasional Demokrat, Willy Aditya mengingatkan bahwa ditengah suhu politik dunia
yang semakin memanas, Indonesia diharapkan memiliki program 50 tahun kedepan
menyikapi perkembangan politik dunia.
“Kita pernah menjadi pelopor gerakan non
blok. Sekarang saatnya kita berpikir tentang strategi pertahanan dan keamanan
bagi negara kita kedepannya demi kedaulatan NKRI. Jadi jangan melulu memikirkan
revolusi, sebab negara-negara lain sangat ingin melihat Indonesia mengalami
revolusi, sehingga punya kesempatan untuk masuk langsung ke Indonesia,”
ingatnya. (Har).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar