Rabu, 18 April 2012

NasDem Rangkul Mahasiswa

Fajar, 19 April 2012
Ketua Liga Mahasiswa NasDem, Willy Aditya menambahkan mahasiswa memiliki peran penting dalam menghadirkan perubahan sistem perpolitikan di Indonesia. Tanpa keterlibatan mahasiswa dan generasi muda proses perubahan tidak akan terwujud. Makanya Nasdem yang mengusung gerakan perubahan menginginkan mahasiswa jadi bagian dari partai ini.

MAKASSAR, FAJAR -- DPW Partai Nasional Demokrat (NasDem) Sulsel membangun kekuatan dengan merangkul kalangan pemuda, utamanya mahasiswa. Kaum intelektual ini diajak bergabung di partai terbaru ini.

Nasdem merangkul mahasiswa dengan mendirikan organisasi saya bernama Liga Mahasiswa Partai NasDem, yang memang menargetkan pengurusnya dari mahasiswa. Selasa, 17 April, Liga Mahasiswa Nasdem Sulsel mulai merangkul mahasiswa melalui diskusi politik dan mahasiswa di Pualam.

Diskusi ini menghadirkan Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) Unismuh Syaiful Saleh, pengamat politik Arqam Azikin dan Ketua Liga Mahasiswa Nasional Nasdem, Willy Aditya.

Ketua DPW NasDem Sulsel, Sanusi Ramadhan mengajak mahasiswa tidak lagi ambigu dalam wacana politik. Pasalnya, gerakan yang dilakukan mahasiswa dewasa ini tidak lepas dari gerakan politik. "Makanya, kami mengajak mahasiswa dan generasi muda bergabung dengan NasDem. Partai ini memang ingin menjadikan kader intelektual sebagai penopang utama partai," tandas Sanusi.

Ketua Liga Mahasiswa NasDem, Willy Aditya menambahkan mahasiswa memiliki peran penting dalam menghadirkan perubahan sistem perpolitikan di Indonesia. Tanpa keterlibatan mahasiswa dan generasi muda proses perubahan tidak akan terwujud. Makanya Nasdem yang mengusung gerakan perubahan menginginkan mahasiswa jadi bagian dari partai ini.

Syaiful Saleh yang juga kandidat calon wali kota Makassar memaparkan, mahasiswa Indonesia punya peran mengubah sistem perpolitikan tanah air misalnya saja dalam menumbangkan rezim. Di beberapa negara mahasiswa menjadi pendorong utama menumbangkan rezim begitu juga yang pernah terjadi pada masa Soeharto berkuasa.

Sementara Arqam Azikin menyebutkan paradigma perpolitikan saat ini bisa disimpulkan bahwa banyak yang melakukan pelanggaran terhadap dasar negara yakni Pancasila. Dan uniknya, dominan pelaku pelanggaran itu adalah penyelenggara negara sendiri. (sah/ysd)

1 komentar:

patawari mengatakan...

haahahaa,.,
nasib jadi moderator,,, ngak di sebut-sebut nama sebagai pengendali dialog....
salam perubahan